Minggu, 21 Januari 2018
Home »
AGEN POKER
,
AGEN POKER ONLINE
,
AGEN POKER TERBAIK
,
JUDI POKER ANDROID
,
POKER ONLINE INDONESIA
,
POKER ONLINE INDONESIA S
,
POKER ONLINE INDONESIA Selesai
» 3 Olahraga Untuk Pasien Asam Urat Rekomendasi Para Dokter
3 Olahraga Untuk Pasien Asam Urat Rekomendasi Para Dokter
TIPS KESEHATAN - Pemilik asam urat tinggi (hiperurisemia) pun dianjurkan untuk berolahraga secara rutin dan teratur. Selain tentu saja mengubah pola makan sehari-hari.
Olahraga pada orang dengan asam urat sama kayak yang lain. Guna mencegah penyakit tidak bertambah parah. Penderita asam urat tinggi berisiko mengalami penumpukan asam urat pada sendiri. Peradangan sendi yang terjadi ini membuat pasien rentan mengalami penyakit sendi yang disebut gout.
Dokter yang juga salah seorang staf di situs Klik Dokter, Dr Rio Aditya, mengatakan, sulit bagi pasien asam urat untuk berolahraga jika sudah sampai terjadi gout.
Tapi tak boleh manja. Bisa-bisa rasa sakit itu malah menjadi-jadi karena sendi yang tidak bergerak akan menjadi lebih kaku.
"Dan otot akan menjadi lebih lemah," kata Dr Rio dilansir dari Kartun Online pada Minggu, 21 Januari 2018.
Sementara saat berolahraga, otot dan tulang akan sehat yang barang tentu ini baik untuk pasien asam urat. "Sederet hal ini membuat beban yang harus ditopang sendi menjadi berkurang," sambung Rio menambahkan.
Menurut Rio, olahraga juga membuat sendi bisa bergerak lebih bebas. Sirkulasi pada sendi pun jadi lebih lancar. Risiko pasien asam urat mengalami keparahan sangat kecil.
Adapun beberapa jenis olahraga yang dianjurkan para pasien asam urat adalah sebagai berikut;
1. Olahraga yang banyak melibatkan sendi, seperti joging, bermain bulu tangkis, berenang, dan bersepeda.
2. Olahraga untuk meningkatkan kekuatan otot, seperti angkat beban, bodyweight exercise, yoga, maupun taichi.
3. Peregangan.
Semua gerakan itu baik untuk sendi dan otot agar lebih fleksibel. Sendiri yang bergerak bebas, lanjut Rio, akan memiliki sirkulasi yang baik pula.
Satu hal yang harus diingat. Tidak boleh melakukan olahrgaa itu saat sedang terjadi serangan. Sebab, segala aktivitas justru dapat memperburuk keadaan.
"Pasien harus menunggu hingga serangan hilang, sebelum akhirnya dapat melakukan kegiatan tersebut," tandas Rio.
0 komentar:
Posting Komentar