Sabtu, 13 Januari 2018
Home »
AGEN POKER
,
AGEN POKER ONLINE
,
AGEN POKER TERBAIK
,
JUDI POKER ANDROID
,
POKER ONLINE INDONESIA
,
POKER ONLINE INDONESIA S
» Ini Pengaruh Buruk Makanan 'Fast Food' pada Anak
Ini Pengaruh Buruk Makanan 'Fast Food' pada Anak
TIPS KESEHATAN - Makanan cepat saji kerap dipilih sebagai menu alternatif untuk menambah nafsu makan si Kecil.
Memang mudah, namun memancing anak supaya mau makan dengan cara memberi dia makanan cepat saji bisa berdampak buruk untuk tumbuh kembang mereka.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di International Study of Asthma and Allergies in Childhood, dilansir dari KartunOnline, konsumsi makanan cepat saji dikaitkan dengan munculnya gejala asma, rinitis, dan eksim pada anak.
Penelitian itu dilakukan dengan melibatkan 500.000 anak, yang berasal dari 31 Negara. Anak-anak yang mengonsumsi makanan cepat saji sebanyak 3 kali dalam seminggu diketahui mempunyai risko terkena asma, rinitis, dan eksim yang lebih tinggi.
Tak cuma itu, anak yang sering mengonsumsi makanan cepat saji pun akan berisiko tinggi untuk mengalami:
1. Penurunan prestasi akademik
Kandungan gizi yang tidak lengkap, serta tingginya kadar gula dan lemak pada makanan cepat saji dapat mengganggu perkembangan otak maupun fungsi memori anak.
Hal ini dapat menganggu proses belajar anak, yang pada akhirnya berdampak pada penurunan prestasi akademiknya.
2. Kegemukan atau obesitas
Makanan cepat saji mengandung lemak dan gula yang kadarnya sangat tinggi.
Keadaan ini menyebabkan penguraian lemak di dalam tubuh menjadi lebih sulit, sehingga lemak akan semakin menumpuk. Hasilnya apalagi kalau bukan kegemukan alias obesitas.
3. Menurunnya rasa percaya diri hingga depresi
Obesitas akibat mengonsumsi makanan cepat saji secara berlebih akan berpengaruh pada perkembangan fisik anak. Ini membuat anak menjadi tidak percaya diri, dan berisiko mengalami depresi sejak dini.
4. Mudah lemas
Kurangnya asupan gizi, vitamin dan mineral saat masa tumbuh kembang, membuat anak cenderung lemas dan tidak bertenaga dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
5. Timbul penyakit kronis
Obesitas, ditambah kurangnya asupan gizi di masa tumbuh kembang, membuat anak berisiko tinggi untuk mengalami diabetes melitus tipe-2, hipertensi, penyakit jantung, dan kanker.
0 komentar:
Posting Komentar